Why US
Environment
Lingkungan sekolah dirancang agar nyaman, selesa (spacious), asri, bersih, sehat, sopan, ramah, akrab, dan demokratis.
Blended Learning
Memberi perhatian besar kepada Teknologi Informasi (information Technology, IT) dalam bentuk pengenalan dan pendalaman keterampilan ini bahkan sejak anak masih berada di tingkatan prasekolah dan pada tingkatan selanjutnya ananda telah menggunakan IT dalam pembelajaran.
Curriculum
Kurikulum di Lazuardi GIS dirancang dengan sepenuhnya mengacu kepada perspektif yang benar mengenai tujuan pendidikan, yakni menyiapkan anak-anak kita agar menjadi manusia-manusia yang berhasil dan hidup sejahtera.
Morality
Sebagai sekolah Islam, bukan saja pelajaran agama mendapat perhatian penting, pengajaran mata pelajaran ini dilakukan dengan mengacu kepada perbaikan kualitas budi pekerti (akhlak) yang memang merupakan tujuan puncak pendidikan agama.
Minimum Memorization
Lazuardi GIS tidak menuntut siswa menghafal kecuali pada sebatas minimum materi yang memang membutuhkan hafalan, seperti Aritmatika, rumus-rumus tertentu, bacaan shalat dan doa-doa, dan sebagainya.
Facilitating Teachers
Guru ditempatkan sebagai fasilitator untuk mendukung perkembangan segala kemampuan dan kreativitas siswa dan bukan makhluk serba tahu otoriter yang memperlakukan siswa sebagai wadah mati yang dijejali dengan berbagai materi apa saja yang lebih sering tidak relevan dan tidak kontekstual dengan kebutuhan real siswa dan tujuan pendidikan yang benar.
Qualified Teachers
Guru-guru merupakan lulusan-lulusan terbaik dari berbagai perguruan tinggi terkemuka dan telah menjalani perekrutan secara selektif, training dan pemagangan. Guru-guru secara terjadwal dan berkesinambungan terus mengikuti training intensif dan konsultasi terbimbing dalam penyusunan lesson plan dan strategi belajar yang kreatif dan variatif. Guru-guru Lazuardi Haura GCS mendidik dengan kasih sayang dan kesabaran
Multiple Intelligence
Menerapkan pendekatan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) yang mengakui kepemilikan berbagai kecerdasan yang berbeda-beda dalam setiap siswa, untuk kemudian menggali dan mengembangkannya. Berdasar pendekatan ini, Lazuardi GIS menganggap semua anak adalah (berpotensi menjadi) juara, dan karenanya sangat dermawan untuk memberikan award kepada semua siswa.
Hands-On Learning
Kegiatan belajar sambil bergerak dan bekerja, serta praktik (hands on learning), mendapatkan penekanan penting. Demikian pula penggunaan alat peraga visual. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar melibatkan ketiga-tiga gaya-belajar : auditori, visual, dan kinestetik (berorientasi gerak). Untuk keperluan ini sekolah menyediakan minizoo dan minifarm sebagai medium bagi siswa untuk belajar pertanian, sambil belajar berkegiatan ekonomi dengan menjual hasilnya pada saat market day.
Class Focus
Untuk mendukung hal di atas, kelas dirancang sedemikian sehingga tak memiliki arah muka demi menciptakan impresi bahwa fokus kelas adalah seluruh siswa, dan bukan guru.
Decorative Student's Projects
Pada saat yang sama, kelas juga di atur dan dihias secara meriah dan bervariasi dengan berbagai alat peraga, termasuk hasil karya siswa, demi menciptakan lingkungan yang kondusif bagi lahirnya kreativitas dan kepercayaan diri siswa.
Concrete Knowledge
Proses pembelajaran diselenggarakan secara kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa agar siswa lebih mudah menangkap dan juga terlatih untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan kebutuhan-kongkretnya.
Practical Education
Demikian pun, ruang belajar sama sekali tak dibatasi pada ruang kelas, melainkan juga seluruh lingkungan sekolah, baik yang dekat maupun yang jauh. Karena itu, karya wisata ke luar sekolah, seperti ke tanah pertanian, sungai, perkebunan, bank, supermarket, kantor pos, bandara, industri, dan sebagainya, mendapatkan perhatian khusus dan merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dengan kurikulum sekolah.
Reading & Writing Environment
Memberikan perhatian besar kepada pengembangan minat baca dan keterampilan menulis. Untuk keperluan pengembangan minat baca ini sekolah menyediakan ruang perpustakaan pusat dan perpustakaan-perpustakaan mini di setiap kelas.
Cognitive & Psychomotor
Memberikan perhatian khusus, selain kepada aspek kognitif (konseptual), juga kepada aspek-aspek afektif (emosi dan sikap) dan psikomotorik (praktik dan pembiasaan). Hal ini tak terbatas hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian (assessment) atas pencapaian siswa. Bahkan, pelajaran-pelajaran tertentu dinilai lebih dari sudut afektif dan psikomotorik, ketimbang kognitif, seperti misal pelajaran agama dan budi pekerti, olah-raga, dan sebagainya.
Communication with Parents
Sebagai bagian dari pemberian perhatian khusus kepada IT, dan untuk mendukung komunikasi yang intensif antara sekolah, siswa, dan orang tua, Lazuardi GIS mengembangkan sistem data base on-line real time selama 24 jam yang memungkinkan orang tua dan siswa berkomunikasi secara one to one dengan sekolah, termasuk mengakes materi pelajaran, PR, tugas-tugas, dan pesan-pesan guru/sekolah, dengan jalan melakukan koneksi dengan server pusat di sekolah. Untuk keperluan ini, setiap orang tua diberi pass word khusus.
Bi-Lingual Program
Penerapan secara bertahap — program bilingual, yakni penggunaan bahasa Inggris sebagai medium pengajaran di samping bahasa Indonesia.
Intensive Communication With Parents
Menjalin komunikasi antara sekolah, siswa, dan orang tua, dimulai dari awal Tahun ajaran baru dengan Class confrence dan dilanjutkan dengan Parents Day. Lazuardi Haura GIS memungkinkan orang tua dan guru untuk berkomunikasi secara intensif dengan buku penghubung, komunikasi online maupun dengan aplikasi. Lazuardi Haura GIS juga memiliki hari khusus dimana guru menyediakan waktunya bersama orang tua untuk berkonsultasi.
Inclusive School
Lazuardi terbuka menerima siswa dengan keanekaragaman dan berbagai latar belakang. Membuat siswa akan menghargai keberagaman, menerima kemajemukan sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat. Lazuardi juga mengambil kebijakan untuk menerima sejumlah siswa berkebutuhan khusus (special needs) yang akan belajar bersama dengan teman-temannya. Dalam kegiatan belajar-mengajar anak-anak berkebutuhan khusus didampingi oleh aid teacher (guru pendamping) dan menggunakan modifikasi kurikulum Individual Develpoment Programe (IEP).
Scholarship
Lazuardi Haura GCS memberikan beasiswa prestasi dari keluarga kurang mampu dan beasiswa untuk keluarga tidak mampu untuk bersekolah bersama di lazuardi haura GCS.
Professional Management
Manajemen di Lazuardi GIS diselenggarakan secara profesional sesuai standar-standar yang diterapkan di setiap organisasi dan usaha yang baik, termasuk dalam bidang administrasi, pengembangan SDM (HRD), umum (general affairs), dan sebagainya.
Nilai-nilai pedagogis
apa yang dianut Lazuardi dalam memberikan layanan?
kurikulum Lazuardi
apa yang dianut Lazuardi dalam memberikan layanan?
22 ALASAN
KENAPA ORANG TUA PERLU MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI LAZUARDI GLOBAL ISLAMIC SCHOOLS
1.
Lingkungan sekolah dirancang agar nyaman, selesa (spacious), asri, bersih, sehat, sopan, ramah, akrab, dan demokratis.
2.
Tersedia sarana yang cukup untuk menunjang proses pembelajaran, baik dalam hal ketersediaan berbagai lab – sains, bahasa, dan komputer — ruang untuk berbagai aktivitas, alat peraga, sarana Teknologi Informasi, perpustakaan, wahana permainan dalam dan luar ruang, dan sebagainya.
3.
Kurikulum di Lazuardi GIS dirancang dengan sepenuhnya mengacu kepada perspektif yang benar mengenai tujuan pendidikan, yakni menyiapkan anak-anak kita agar menjadi manusia-manusia yang berhasil dan hidup sejahtera. Termasuk di dalamnya :
- Memilih mata pelajaran-mata pelajaran dan materi-materi wajib hanya yang benar-benar relevan dengan tujuan pendidikan tersebut di atas. Dengan demikian, bukan saja siswa tak perlu dibebani dengan materi yang terlalu padat, proses pembelajaran dapat dirancang lebih fun, lebih demokratis, dan memberi ruang yang jauh lebih banyak bagi siswa untuk melatih berfikir kreatif.
- Memanfaatkan kurikulum internasional yang dikembangkan di berbagai negara maju untuk memperkaya kurikulum nasional dan kurikulum khas Lazuardi.
4.
Sebagai sekolah Islam, bukan saja pelajaran agama mendapat perhatian penting, pengajaran mata pelajaran ini dilakukan dengan mengacu kepada perbaikan kualitas budi pekerti (akhlak) yang memang merupakan tujuan puncak pendidikan agama.
5.
Lazuadi GIS tidak menuntut siswa menghafal kecuali pada sebatas minimum materi yang memang membutuhkan hafalan, seperti Aritmatika, rumus-rumus tertentu, bacaan shalat dan doa-doa, dan sebagainya.
6.
Guru ditempatkan sebagai fasilitator untuk mendukung perkembangan segala kemampuan dan kreativitas siswa dan bukan “makhluk serba tahu” otoriter yang memperlakukan siswa sebagai wadah “mati” yang dijejali dengan berbagai materi apa saja – yang lebih sering tidak relevan dan tidak kontekstual dengan kebutuhan real siswa dan tujuan pendidikan yang benar.
7.
Guru-guru yang merupakan lulusan-lulusan terbaik dari berbagai perguruan tinggi terkemuka, UI, ITB, IPB, UGM, UNPAD, Perguruan-perguruan Tinggi ilmu Kependidikan (dahulu IKIP), UIN (dahulu IAIN) dan sebagainya, yang terlatih, committed terhadap pekerjaannya, kreatif, penuh dedikasi, dan memiliki kasih sayang kepada anak-anak.
8.
Menerapkan pendekatan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) yang mengakui kepemilikan berbagai kecerdasan yang berbeda-beda dalam setiap siswa, untuk kemudian menggali dan mengembangkannya. Berdasar pendekatan ini, Lazuardi GIS menganggap semua anak adalah (berpotensi menjadi) juara, dan karenanya sangat “dermawan” untuk memberikan “award” kepada semua siswa.
9.
Kegiatan belajar sambil bergerak dan bekerja, serta praktik (hands on learning), mendapatkan penekanan penting. Demikian pula penggunaan alat peraga visual. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar melibatkan ketiga-tiga gaya-belajar : auditori, visual, dan kinestetik (berorientasi gerak). Untuk keperluan ini sekolah menyediakan minizoo dan minifarm – sebagai medium bagi siswa untuk belajar pertanian, sambil belajar berkegiatan ekonomi dengan menjual hasilnya pada saat market day.
10.
Untuk mendukung hal di atas, kelas dirancang sedemikian sehingga tak memiliki “arah “muka” demi menciptakan impresi bahwa fokus kelas adalah seluruh siswa, dan bukan guru.
11.
Pada saat yang sama, kelas juga di atur dan dihias secara meriah dan bervariasi dengan berbagai alat peraga, termasuk hasil karya siswa, demi menciptakan lingkungan yang kondusif bagi lahirnya kreativitas dan kepercayaan diri siswa.
12.
Proses pembelajaran diselenggarakan secara kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa agar siswa lebih mudah menangkap dan juga terlatih untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan kebutuhan-kongkretnya.
13.
Demikian pun, ruang belajar sama sekali tak dibatasi pada ruang kelas, melainkan juga seluruh lingkungan sekolah, baik yang dekat maupun yang jauh. Karena itu, karya wisata ke luar sekolah, seperti ke tanah pertanian, sungai, perkebunan, bank, supermarket, kantor pos, bandara, industri, dan sebagainya, mendapatkan perhatian khusus dan merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dengan kurikulum sekolah.
14.
Memberikan perhatian besar kepada pengembangan minat baca dan keterampilan menulis. Untuk keperluan pengembangan minat baca ini sekolah menyediakan ruang perpustakaan pusat dan perpustakaan-perpustakaan mini di setiap kelas.
15.
Memberikan perhatian khusus, selain kepada aspek kognitif (konseptual), juga kepada aspek-aspek afektif (emosi dan sikap) dan psikomotorik (praktik dan pembiasaaan. Hal ini tak terbatas hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian (assessment) atas pencapaian siswa. Bahkan, pelajaran-pelajaran tertentu dinilai lebih dari sudut afektif dan psikomotorik, ketimbang kognitif, seperti misal pelajaran agama dan budi-pekerti, olah-raga, dan sebagainya.
16.
Memberi perhatian besar kepada Teknologi Informasi (Information Technology, IT) dalam bentuk pengenalan dan pendalaman keterampilan ini bahkan sejak anak masih berada di tingkatan prasekolah, serta menyediakan sarana komputer di setiap kelas, di samping pengadaan lab komputer yang lengkap dan up to date.
17.
Sebagai bagian dari pemberian perhatian khusus kepada IT, dan untuk mendukung komunikasi yang intensif antara sekolah, siswa, dan orang tua, Lazuardi GIS mengembangkan sistem data base on-line real time selama 24 jam yang memungkinkan orang tua dan siswa berkomunikasi secara one to one dengan sekolah, termasuk mengakes materi pelajaran, PR, tugas-tugas, dan pesan-pesan guru/sekolah, dengan jalan melakukan koneksi dengan server pusat di sekolah. Untuk keperluan ini, setiap orang tua diberi pass word khusus.
18.
Penerapan – secara bertahap — program bilingual, yakni penggunaan bahasa Inggris sebagai medium pengajaran di samping bahasa Indonesia.
19.
Sekolah terus mengembangkan upaya untuk meningkatkan komunikasi dengan orang tua karena, Lazuardi GIS berkeyakinan bahwa tujuan pendidikan akan bisa dicapai secara maksismum hanya jika terjadi komunikasi dan kerjasama yang intensif di antara keduanya.
20.
Mengadopsi prinsip pendidikan inklusif, yakni mengintegrasikan anak special needs ke dalam kegiatan belajar-mengajar regular (yang dilengkapi dengan program terapi khusus oleh teapis-terapis terlatih dan berpengalaman). Dasarnya adalah keyakinan bahwa anak-anak seperti ini akan lebih terdukung untuk mengembangkan potensinya jika bersekolah di sekolah regular, dan bukan sekolah luar biasa. Selain tentu memberikan manfaat kepada siswa-siswa yang memiliki special needs tersebut, program ini juga membantu anak-anak untuk bisa bersosialsisasi dengan berbagai kelompok orang dengan ciri khas masing-masing, sekaligus menimbulkan compassion dan sikap penuh pengertian terhadap rekan-rekannya yang memiliki kebutuhan khusus.
21.
Lazuardi GIS memiliki dan menyelenggarakan tanggung-jawab sosial dengan memberikan beasiswa kepada siswa dari keluarga kurang mampu di sekitar sekolah, mengembangkan program madrasah asuh, dan terlibat dalam pengembangan sekolah unggulan gratis, juga bagi keluarga kurang mampu. Partisipasi Lazuardi GIS mencakup pelatihan guru, termasuk penyediaan kesempatan magang, penggunaan fasilitas-fasilitas sekolah untuk kegiatan belajar-mengajar di madrasah dan sekolah unggulan gratis tersebut, bantuan perancangan kurikulum, penyediaan guru bantuan, dan – jika diperlukan – pemberian bantuan dana.
22.
Manajemen di Lazuardi GIS diselenggarakan secara profesional sesuai standar-standar yang diterapkan di setiap organisasi dan usaha yang baik, termasuk dalam bidang administrasi, pengembanan SDM (HRD), umum (general affairs), dan sebagainya.
- 22 Alasan
1.
Lingkungan sekolah dirancang agar nyaman, selesa (spacious), asri, bersih, sehat, sopan, ramah, akrab, dan demokratis.
2.
Tersedia sarana yang cukup untuk menunjang proses pembelajaran, baik dalam hal ketersediaan berbagai lab – sains, bahasa, dan komputer — ruang untuk berbagai aktivitas, alat peraga, sarana Teknologi Informasi, perpustakaan, wahana permainan dalam dan luar ruang, dan sebagainya.
3.
Kurikulum di Lazuardi GIS dirancang dengan sepenuhnya mengacu kepada perspektif yang benar mengenai tujuan pendidikan, yakni menyiapkan anak-anak kita agar menjadi manusia-manusia yang berhasil dan hidup sejahtera. Termasuk di dalamnya :
- Memilih mata pelajaran-mata pelajaran dan materi-materi wajib hanya yang benar-benar relevan dengan tujuan pendidikan tersebut di atas. Dengan demikian, bukan saja siswa tak perlu dibebani dengan materi yang terlalu padat, proses pembelajaran dapat dirancang lebih fun, lebih demokratis, dan memberi ruang yang jauh lebih banyak bagi siswa untuk melatih berfikir kreatif.
- Memanfaatkan kurikulum internasional yang dikembangkan di berbagai negara maju untuk memperkaya kurikulum nasional dan kurikulum khas Lazuardi.
4.
Sebagai sekolah Islam, bukan saja pelajaran agama mendapat perhatian penting, pengajaran mata pelajaran ini dilakukan dengan mengacu kepada perbaikan kualitas budi pekerti (akhlak) yang memang merupakan tujuan puncak pendidikan agama.
5.
Lazuadi GIS tidak menuntut siswa menghafal kecuali pada sebatas minimum materi yang memang membutuhkan hafalan, seperti Aritmatika, rumus-rumus tertentu, bacaan shalat dan doa-doa, dan sebagainya.
6.
Guru ditempatkan sebagai fasilitator untuk mendukung perkembangan segala kemampuan dan kreativitas siswa dan bukan “makhluk serba tahu” otoriter yang memperlakukan siswa sebagai wadah “mati” yang dijejali dengan berbagai materi apa saja – yang lebih sering tidak relevan dan tidak kontekstual dengan kebutuhan real siswa dan tujuan pendidikan yang benar.
7.
Guru-guru yang merupakan lulusan-lulusan terbaik dari berbagai perguruan tinggi terkemuka, UI, ITB, IPB, UGM, UNPAD, Perguruan-perguruan Tinggi ilmu Kependidikan (dahulu IKIP), UIN (dahulu IAIN) dan sebagainya, yang terlatih, committed terhadap pekerjaannya, kreatif, penuh dedikasi, dan memiliki kasih sayang kepada anak-anak.
8.
Menerapkan pendekatan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) yang mengakui kepemilikan berbagai kecerdasan yang berbeda-beda dalam setiap siswa, untuk kemudian menggali dan mengembangkannya. Berdasar pendekatan ini, Lazuardi GIS menganggap semua anak adalah (berpotensi menjadi) juara, dan karenanya sangat “dermawan” untuk memberikan “award” kepada semua siswa.
9.
Kegiatan belajar sambil bergerak dan bekerja, serta praktik (hands on learning), mendapatkan penekanan penting. Demikian pula penggunaan alat peraga visual. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar melibatkan ketiga-tiga gaya-belajar : auditori, visual, dan kinestetik (berorientasi gerak). Untuk keperluan ini sekolah menyediakan minizoo dan minifarm – sebagai medium bagi siswa untuk belajar pertanian, sambil belajar berkegiatan ekonomi dengan menjual hasilnya pada saat market day.
10.
Untuk mendukung hal di atas, kelas dirancang sedemikian sehingga tak memiliki “arah “muka” demi menciptakan impresi bahwa fokus kelas adalah seluruh siswa, dan bukan guru.
11.
Pada saat yang sama, kelas juga di atur dan dihias secara meriah dan bervariasi dengan berbagai alat peraga, termasuk hasil karya siswa, demi menciptakan lingkungan yang kondusif bagi lahirnya kreativitas dan kepercayaan diri siswa.
12.
Proses pembelajaran diselenggarakan secara kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa agar siswa lebih mudah menangkap dan juga terlatih untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan kebutuhan-kongkretnya.
13.
Demikian pun, ruang belajar sama sekali tak dibatasi pada ruang kelas, melainkan juga seluruh lingkungan sekolah, baik yang dekat maupun yang jauh. Karena itu, karya wisata ke luar sekolah, seperti ke tanah pertanian, sungai, perkebunan, bank, supermarket, kantor pos, bandara, industri, dan sebagainya, mendapatkan perhatian khusus dan merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dengan kurikulum sekolah.
14.
Memberikan perhatian besar kepada pengembangan minat baca dan keterampilan menulis. Untuk keperluan pengembangan minat baca ini sekolah menyediakan ruang perpustakaan pusat dan perpustakaan-perpustakaan mini di setiap kelas.
15.
Memberikan perhatian khusus, selain kepada aspek kognitif (konseptual), juga kepada aspek-aspek afektif (emosi dan sikap) dan psikomotorik (praktik dan pembiasaaan. Hal ini tak terbatas hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian (assessment) atas pencapaian siswa. Bahkan, pelajaran-pelajaran tertentu dinilai lebih dari sudut afektif dan psikomotorik, ketimbang kognitif, seperti misal pelajaran agama dan budi-pekerti, olah-raga, dan sebagainya.
16.
Memberi perhatian besar kepada Teknologi Informasi (Information Technology, IT) dalam bentuk pengenalan dan pendalaman keterampilan ini bahkan sejak anak masih berada di tingkatan prasekolah, serta menyediakan sarana komputer di setiap kelas, di samping pengadaan lab komputer yang lengkap dan up to date.
17.
Sebagai bagian dari pemberian perhatian khusus kepada IT, dan untuk mendukung komunikasi yang intensif antara sekolah, siswa, dan orang tua, Lazuardi GIS mengembangkan sistem data base on-line real time selama 24 jam yang memungkinkan orang tua dan siswa berkomunikasi secara one to one dengan sekolah, termasuk mengakes materi pelajaran, PR, tugas-tugas, dan pesan-pesan guru/sekolah, dengan jalan melakukan koneksi dengan server pusat di sekolah. Untuk keperluan ini, setiap orang tua diberi pass word khusus.
18.
Penerapan – secara bertahap — program bilingual, yakni penggunaan bahasa Inggris sebagai medium pengajaran di samping bahasa Indonesia.
19.
Sekolah terus mengembangkan upaya untuk meningkatkan komunikasi dengan orang tua karena, Lazuardi GIS berkeyakinan bahwa tujuan pendidikan akan bisa dicapai secara maksismum hanya jika terjadi komunikasi dan kerjasama yang intensif di antara keduanya.
20.
Mengadopsi prinsip pendidikan inklusif, yakni mengintegrasikan anak special needs ke dalam kegiatan belajar-mengajar regular (yang dilengkapi dengan program terapi khusus oleh teapis-terapis terlatih dan berpengalaman). Dasarnya adalah keyakinan bahwa anak-anak seperti ini akan lebih terdukung untuk mengembangkan potensinya jika bersekolah di sekolah regular, dan bukan sekolah luar biasa. Selain tentu memberikan manfaat kepada siswa-siswa yang memiliki special needs tersebut, program ini juga membantu anak-anak untuk bisa bersosialsisasi dengan berbagai kelompok orang dengan ciri khas masing-masing, sekaligus menimbulkan compassion dan sikap penuh pengertian terhadap rekan-rekannya yang memiliki kebutuhan khusus.
21.
Lazuardi GIS memiliki dan menyelenggarakan tanggung-jawab sosial dengan memberikan beasiswa kepada siswa dari keluarga kurang mampu di sekitar sekolah, mengembangkan program madrasah asuh, dan terlibat dalam pengembangan sekolah unggulan gratis, juga bagi keluarga kurang mampu. Partisipasi Lazuardi GIS mencakup pelatihan guru, termasuk penyediaan kesempatan magang, penggunaan fasilitas-fasilitas sekolah untuk kegiatan belajar-mengajar di madrasah dan sekolah unggulan gratis tersebut, bantuan perancangan kurikulum, penyediaan guru bantuan, dan – jika diperlukan – pemberian bantuan dana.
22.
Manajemen di Lazuardi GIS diselenggarakan secara profesional sesuai standar-standar yang diterapkan di setiap organisasi dan usaha yang baik, termasuk dalam bidang administrasi, pengembanan SDM (HRD), umum (general affairs), dan sebagainya.